Ramadhanku hanya tinggal hitungan ruas jari kelingking, namun belum ku rengkuh inti sebuah Ramadhan, yang menggembleng diri untuk belar mencinta.
Ramadhan ku tahun ini hanya mendapatkan amarah dan kebencian. Tidak seperti Jalaluddin Rumi, yg telah menari dan berputar dengan Kekasihnya yg dicintai.
Dalam syairnya
'Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para pecinta'
Sungguh sulit, wahai Rumi untuk menjadi pencinta, di Ramadhan ini aku marah ternyata aku tak lebih dr seorang munafik. Seorang aktor yg tengah berakting dengan baju takwa berusaha menyenangkan manusia namun membohongi mu Ya Rabb.
Puasa ku tak sungguh2 untuk belajar mencintai sesama mahluk Mu, Ya Rabb belum ku teteskan air mata ini untuk mereka yg memikirkan MAKAN APA saat buka nanti. Sementara diriku masih memikirkan DENGAN apa berbuka karena banyaknya pilihan.
Ketika Firman Mu mengundang orang-oramg beriman untuk berpuasa, maka laksana Kau tampar wajahku, sesungguhnya sholat ku ibadah ku, puasa ku belum karena cinta pada Mu.
Ibadahku masih transaksional Ya Rabb, sholat ini masih berharap selain Mu, jika sholat ini maka terkabul itu, jika sholat itu dapatkan keselamatan ini..Duhai Gusti aku malu!
Zikir Ku masih jauh dr meleburkan kerinduan ini dengan sifatMu, pamrih berharap dari selain Mu wahai Rabb, bisa syurga atau kekayaan didunia.
Puasa Ku masih angan2 dr belajar mencintai Mu, puasa ku hanya lapar dan haus karena blm mampu hati ini terlepas dari selain engkau ya Rabb.
Tapi aku selalu bermunajat wahai pemancar gelombang cinta, ku coba merangkak diantara kaki para pencinta. Menjadi para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat.
Sehingga hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi.
Seperti yang Rumi katakan dimana saja berada dan bagaimanapun keadaannya, cobalah menjadi seorang pencinta yang mabuk cinta oleh KasihNya.
Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya.
Anonim
0 Comments