Gerbang Ke Empat didelapan penjuru Ziggurat terbuka sudah, 8 kerajaan segera mengerahkan pasukan terkuatnya untuk segera menguasai daerah-daerah yang lebih kaya sumberdaya dan harta terpendam didalamnya.
Zarate di Barat Laut praktis dikuasai Anadia dan Kerege yang merupakan sekutu, sedangkan Leiria lebih memilih bertempur di Vila-Vila melawan Allihies. Sebuah pilihan cerdas karena di Vila-Vila Leiria akan bersama sekutunya yaitu kerajaan Arazede. Di tahap-tahap Awal Alihies sempat menguasai 1/3 bagian barat dari Vila-Vila lewat pertempuran spartan Ratu Puding dan tentaranya, namun seiring waktu mereka terdesak dan terpukul mundur. praktis Vila-Vila dikuasai oleh Leiria dan Arazede.
Sementara di Havana, sebagian besar personil Kerege melakukan pergerakan bersama dengan pasukan kerajaan Tawi untuk menguasai area ini. Semestinya kerajaan Zinga yang juga akan berkonfrontasi diwilayah itu namun Zinga hanya memberikan perlawanan basa-basi sehingga wilayah Havana bisa dengan cepat dikuasai oleh Kerajaan Kerege dan Tawi.
Zinga sendiri sengaja melepas wilayah Havana dan memilih mengumpulkan kekuatan dengan sekutu mereka Kerajaan Morogoru di wilayah Sacaca. Dari delapan kerajaan tersebut praktis hanya Allihies yang sampai saat ini tidak mempunyai wilayah Selepas gerbang Ke Empat dan hal itu juga sudah bisa diperkirakan mengingat sebelah kanan dan kiri mereka adalah empat kerajaan musuh mereka yang secara jumlah dan kekuatan tidak mungkin untuk dilewati saat ini.
Begitu juga Morogoro dan sekutunya memainkan strategi teks book yang sesuai perkiraan yaitu melepas dua wilayah atas dan fokus menguasai dua wilayah di tenggara (Sacaca) dan di barat daya (Vila-Vila).
Namun demikian Zinga sepertinya tidak begitu saja melepas wilayah Havana. Setelah perlawanan basa-basi mereka rupanya sang raja Rizwan mengeluarkan ultimatum gerilya kepada para warganya agar mengirim para pemburunya untuk membuat Kerajaan Kerega dan Tawi tidak dengan nyaman menggali harta karun di wilayah Havana.
Namun alih-alih banyak warga Zinga yang memburu petandi di Havana yang terlihat justru hanya para pembesarnya saja yang mengirim armada-armada terbaik mereka yaitu Atlas dan Muttahidah, malah sang raja turun sendiri ke arena pembegalan dan sesekali terlihat menggunakan tameng pelindung.
Sementara warga-warga Zinga lainnya terlihat nyaman dan menikmati penggalian sumberdaya di wilayah Sacaca. Armada Kerege dan Tawi sendiri sudah menengarai bahwa Zinga tidak akan sepenuh hati berjuang di Havana dan akan melakukan gerilya. Maka antispasi pun sudah dilakukan dengan mengeluarkan maklumat para warganya jangan terlalu banyak melakukan penggalian di Havana.
Maka tikaman-tikaman kecil yang maksudnya akan dilakukan Rizwan (sang raja yang turun sendirian melakukan pembegalan) acapkali sering justru bertemu dengan para prajurit medium yang memang sudah siap melakukan penggerebekan pada para pembegal. Kuantitas (T4) dari Kerege bertempur dengan Kualitas (T5) dari Rizwan dan berakhir dengan seringnya pasukan Rizwan pulang kandang dalam bentuk pocong.
Pertempuran sebenarnya masih menanti, tikaman-tikaman kecil itu hanya penggembira dan penghibur lara, ataukah itu hanya fatamorgana. Hal itu akan terbukti nanti saaat Chalca dan ocuri terbuka untuk ditempati.
0 Comments