Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kenali Anak Sejak Dini.

 

Kenali Anak Sejak Dini

Sebuah data memaparkan bahwa 87% lebih mahasiswa Indonesia salah jurusan ketika sudah duduk di bangku kuliah.  Kenapa hal itu bisa terjadi?,   Salah satu faktor yang terindikasi bahwa adalah anak-anak bangsa ini tidak kenal siapa dirinya, tidak terlalu mengetahui apa kekuatan dan kelemahan dirinya serta tidak menyadari potensi dan bakat yang dimilikinya.  Adalah kemudian saat memilih kuliah atau kerja nantinya asal diterima, ikutin tren, ambil yang passing gradenya rendah atau ikut apa mau ortu.  Padahal bisa jadi ortu sama dengan anaknya tidak tahu atau tidak terlalu tahu potensi anaknya.

Apa pentingnya sih kenal siapa diri kita atau siapa anak kita?, tentu saja penting, sama seperti bertanya apa pentingnya membawa senter di tengah malam yang gelap.  Agar tidak kesasar dan salah jalan.  87% mahasiswa kemudian merasa salah jurusan itu adalah indikasi bahwa mereka telah salah jalan dalam membangun masa depannya.

Menjadi sebuah langkah awal untuk mengenal buah hatinya sejak dini, inilah yang dilakukan oleh satu rekan saya di akhir desember kemarin.  Belum genap putra mereka berusia 1 tahun, belum lah terlalu nampak kiranya sifat, karakter dan potensinya, namun mereka sudah menyiapkan jauh-jauh hari untuk megenal potensi genetik putranya tersebut seperti apa.

Potensi genetik seseorang sedianya sudah diberikan sejak 120 hari setiap orang didalam kandungan, sebagaimana halnya potensi fisik (seperti bentuk mata, warna rambut dsb).  Namun tidak seperti potensi fisik yang insyallah akan secara alamiah seperti itu.  Potensi psikis (sifat) bukanlah sesuatu yang statis.  Banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan dimana dia berada.

Misalkan, seseorang mungkin diberikan potensi genetik seseorang yang kritis, rame dan banyak bicara namun ketika dia kecil sedikit-sedikit bertanya, mengkritisi di mentahkan oleh lingkungannya, misal dengan kat-kata :

“ah udah jangan ngomong melulu”

“anak kecil tahu apa sih”

“udah diem.. mama lagi sibuk..”

“kamu kan masih kecil ga ngerti, udah ikut kata kita saja”

Nah kira-kira jika hal itu dilakukan terus menerus, anak tersebut akan berani lagi berbicara ga..?, apakah anak tersebut akan tumbuh jadi anak yang kritis?.  Peluang terbesarnya potensi tersebut terpendam alias tidak tumbuh.  Maka dengan itu dan banyak contoh lainnya bisa dikatakan bahwa sifat dan potensi manusia itu berkembang.

Tiap anak mempunya kadar kuantitas potensi yang berbeda-beda, maka perlakuannya pun mesti berbeda-beda, maka mencoba memahami karakter dan potensi anak dengan instrumen yang ada adalah sebuah langkah yang tepat.  Bukan, bukan kemudian menjadikan ini harga mati bahwa anak kita harus seperti itu, namun setidaknya itu adalah menjadi sercercah cahaya di gelap malam ketika kita tidak tahu harus kemana.

Misal suatu ketika nanti anak kita Pulang dari sekolah dengan muka cemberut, sedih dan kesal.  Biasanya orangtua akan berekasi sebagaimana mereka ingin diperlakukan atau sebagaimana biasanya mereka diperlakukan. Kembali ke kejadian si anak, setelah diselidiki ternyata nilai ujian sekolahnya dapat nilai rendah.

Maka bisa jadi orangtua akan merespon seperti ini :

“Wah kok bisa jelek sih kenapa?, ya kamu ada yang salah dimana ...?, mestinya lebih teliti lagi ya...?

Perlakuan tersebut bisa jadi agak sedikit tepat untuk anak-anak dengan potensi dominan logika, mereka memang mengedepankan penjelasan logis-sebabk akibat atas sebuah kejadian dan bila diucapkan seperti itu bisa menerimanya.  Namun akan salah pengucapan ke anak-anak yang mengedepankan rasa.  Mereka tidak membutuhkan penjelasan logis, sebab akibat, mereka hanya ingin difahami, dimengerti dan diakui rasanya.

Misal dengan  kata-kata :

“hmm, anak mama sayang, kenapa tampangnya sedih gitu, kamu mau cerita ga... mama mau denger.”

 

Dari hasil pertemuan dan konsultasi, ternyata beberapa karakter genetik tersebut saat dikonfirmasi memang sudah nampak di anaknya, meski usianya belum 1 tahun.  Sebagian besar mungkin belum terlihat, karena seiring bertambahnya usia maka sifat-sifat itu akan terstimulus dan muncul ke permukaan.

 

Semoga bisa menjadi stimulus yang tepat untuk merancang masa depan yang baik dan bermanfaat.


Post a Comment

0 Comments

Daftar Pemain Yang Di Blacklist